kala cinta bersyair

kala cinta bersyair
sang musafir dan sang maya

Senin, 31 Mei 2010

Sekolah Rakyat Cakrawala Makassar Membangun Anak Bangsa yang Cerdas dan Berakhlak



Ditengah gencarnya program pendidikan gratis yang diekspos pemerintah, baik pemerintah kabupaten/kota dan provinsi. Kenyataan di masyarakat makin tampak jelas, masih banyak anak bangsa yang merasakan susah dan pahitnya menikmati pendidikan gratis di bangku sekolah, yang nota benenya telah dianggarkan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.




Ada yang unik , di Kecamatan Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan VI Nomor 20 Makassar, sebuah Yayasan Sosial mendirikan Sekolah Rakyat (SK) dan Kelompok Bermain (KB) Cakrawala ditengah-tengah perkampungan.

Menurut keterangan seorang guru Cakrawala, Jamilah F, Amd (akrab disapa Mila) menjelaskan, sekolah telah berdiri sejak tahun 2006. Sejak didirikannya SK dan KB Cakrawala, masyarakat di daerah ini menyambutnya dengan suka cita. Bahkan, kata Mila, para orang tua murid merasa bersyukur dengan kehadiran SK dan KB Cakrawala ini.

Alasannya, sambung Mila, selain mendapat pendidikan gratis, anak-anak mereka pun dilatih membuat keterampilan tangan, sehingga dapat menambah income pendapatan studi.

Pada dasarnya, tambah Mila, karakteristik anak-anak di daerah ini, ada yang berasal dari Anak Jalanan (Anjal), Pengamen, Gelandangan, dan Pengemis serta pemulung (Payabo).

“Jadi awalnya anak-anak ini, memang susah diatur, tapi lama kelamaan setelah kami mengadakan pendekatan dan memberikan berbagai saran serta wadah, akhirnya mereka senang dan betah untuk ikut di pola pendidikan yang Cakrawala sediakan,” tutur Mila semangat.

Selain itu, seorang guru yang tak kalah semangatnya membimbing, Nuralam. S, S.Pd mengatakan, untuk saat ini SK dan KB Cakrawala membina murid PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebanyak 35 orang dan siswa Paket Reguler sebanyak 5 orang, diantaranya ; Irmawati (mome), Ika Wulandari (Ika), Nia (Lina), Sarah, dan Rasina.

Kelima anak ini, kata Nuralam, ada seorang anak yang tak mampu mengucapkan kata-kata secara baik, sehingga membutuhkan ekstra mengajar yang kondusif dan disiplin serta penuh kesabaran dan ketabahan. Rata-rata umur anak-anak ini, ujar Nuralam, yakni 13 sampai 14 tahun, usia seperti itu seharusnya sudah tahu membaca dan duduk dibangku SMP, tapi maklumlah, mungkin karena keterbatasan biaya dan pengetahuan orang tua, sehingga sampai detik baru mengecap pendidikan.

“Alhamdulillah, sejak mengikuti paket regular ini, kelima anak ini sudah bias membaca dan menulis serta berkarya,” ungkap Nuralam yang diamini seorang guru cakrawala Nursam Rahman, S.Pd penuh rasa syukur.

Sementara itu, Kepala Sekolah sekaligus pendiri SK dan KB Cakrawala, Muchlisah Mulkim memaparkan, program jangka pendek yang akan dilaksanakan adalah, melatih guru-gurunya membuat tulisan, tentang momen-momen penting saat mengajar, kantin sehat, kelas life skill dan pembelajaran sebagian outdoor.

Selain itu, kata Muchlisah, ada rencana membuat home industry roti dan kue serta membuat buku.

Untuk murid dan siswanya, lanjut Muchlisah, sejumlah kerajinan tangan, seperti gantungan kunci, pembungkus Handphone dan masih banyak lainnya, akan terus dikembangkan.

Kendala yang seringkali dihadapi sekolah ini, sambung Lisa (sapaan akrabnya), baik guru dan anak-anak didik, yakni anggaran operasional tiap harinya. Misalnya, kata Lisa, kantin sehat yang tiap hari disediakan makanan, agar anak-anak tidak keluar lagi jajang. Belum tersedianya secara lengkap alat peraga, baik sarana maupun pra sarana.

“Kedepan kami berharap ada bantuan dari pemerintah dan pihak swasta yang mau membantu daam proses pembangunan anak bangsa melalui pendidikan,” ungkap Muchlisa Mulkim penuh harap. (safri/fatwa)







































Tidak ada komentar:

Posting Komentar